Botani dan Morfologi Kelapa Sawit

 Botani dan Morfologi Kelapa Sawit

Kelapa sawit merupakan palma yang mempunyai batang bulat tidak bercabang. Pertama kali diperkenalkan oleh Eannes pada tahun 1443 yang ditugaskan oleh Hendry sang kapten untuk mengelilingi semenanjung Bodjar dan Pantai barat Afrika .Jenis yang bernilai ekonomi dinamai Elaeis guineensis oleh Jacquin  pada tahun 1763 berdasarkan kajian yang dilaksanakan pada kelapa sawit yang diintroduksi dari Afrika Barat ke Pulau Martinique di Hindia Barat.Kelapa sawit merupakan tanaman monokotil dengan jumlah kromosom n=16 atau 2n = 8A+ 24.Ciri-cirinya  tanaman monokotil adalah

      tidak memiliki kambium,

      berakar serabut,

      tidak bercabang

      biji berkeping satu

 

Dalam dunia botani semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah

Metode pemberian nama ilmiah (Latin) ini dikembangkan oleh Carolus Linnaeus.Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut.

      Divisi               :  Embryophyta siphonagama
Sub Divisi             :  Pteropsida
Kelas                     :  Angiospermae
Sub kelas               :  Monocotyledoneae
Ordo                      :  Cocoideae
Family                   :  Palmae (Aracaceae)
Sub Family            :  Cocodeae
Genus                    :   Elaeis
Species                  : 1. Elaeis guineensis Jacq.

                                  2. Elaeis oleifera

                                  3. Elaeis odora

Menurut Hanry (1945), Elaeis berasal dari kata elaion, artinya minyak dalam bahasa Yunani, guineensis dari kata Guinea nama negara di pantai barat Afrika dan Jacq dari kata Jacquin nama botanist Amerika.

Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia oleh pemerintahkolonial Belanda pada tahun 1848 sebanyak 4 pohon. Kemudian oleh Yosph Hoker ditanam 700 bibit di Labuhan Deli Sumatera utara.  10 tahun kemudian ditebang diganti dengan tanaman kelapa. Sesudah tahun 1911  K.Schadt (Jerman) dan Adrien Hallet(Belgia) mulai memelopori budidaya tanaman kelapa sawit. K.Schadt mendirikan kebun kelapa sawit di Tanah Ulu(Deli) sedangkan Hallet di Pulau  Raja(Asahan) dan Sungai Liput (AceH). Pada tahun 1938 di Sumateradiperkirakan sudah ada 90.000 ha perkebunan kelapa sawit.

SIKLUS HIDUP:

    3 Fase Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman

  1. Fase muda (juvenile phase)
  2. Fase dewasa (adult phase)
  3. Fase embrio (embryo phase)

 Organ Tumbuhan

Vegetatif: Akar, Batang dan daun

Generatif: Buah, Bunga dan Biji

1.      Akar (Radix)

Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah, dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke sumber air (hidrotrop).

1.      Sifat Akar

·         Badan akar tidak memiliki buku (nodes) dan ruas (internodes)

·         Warna akar tidak hijau, melainkan putih sampai kekuningan

·         Pertumbuhan ujung akar lebih lambat dibanding bagian batang

·         Ujung akar berbentuk runcing sehingga mudah menembus tanah

2.      Fungsi

·         Untuk menunjang struktur batang diatas tanah

·         Menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah

·         Sebagai salah satu alat respirasi

Perkembangan dan sebaran akar kelapa sawit dipengaruhi oleh tidakan kultur teknis dan perbedaan kesuburan tanah. Sistem perakaran dan distribusinya di dalam tanah merupakan faktor penting yang mempengaruhi efisiensi penggunaan pupuk di perkebunan kelapa sawit. Penyerapan air dan unsur hara terjadi pada permukaan ujung akar primer,sekunder dan tersier yang belum terlignifikasi,dan seluruh permukaan akar kuarter.

Sitem perakaran kelapa sawit merupakan akar serabut .Berdasarkan diameternya dibedakan menjadi 4:

      Akar primer berdiameter 6-10 mm merupakan akar adventif keluar dari batang(bonggol) beberapa diataranya tumbuh horizontal dan ke arah bawah mendukung berdiri tegaknya tanaman. Akar primer bercabang membentuk akar sekunder

Akar kelapa sawit
Akar kelapa sawit


      Akar sekunder berdiameter 2 – 4 mm bencabang membentuk akar tersier. Tumbuh horizontal dan vertikal keatas mengarah ke permukaan tanah

      Akar tersier berdiameter 0,7 – 1,2 mm, panjang ≤ 15 cm yag keluar dari akar sekunder.

      Akar kuartener  yang tidak terlignifikasi berdiameter 0,1 – 0,3 mm, panjang ≤ 3 cm yang keluar dari akar tersier

 

Pada umur 5 tahun permukaan absobsi akar tersier dan kuarter 5 kali lebih besar dari pada akar primer dan sekunder. 23 % dari permukaan akar merupakaan akar absobsi. Sebagian besar dari akar absorsi(83,7%) terdiri dari akar tersier(28,9%) dan akar kuarterner(54,8%). Kurang dari 10% merupakan Zona absorbsi akar primer dan sekunder.

Pertumbuhan dan percabangan akar dapat terangsang bila konsentrasi hara dalam tanah terutama N dan  P cukup banyak.

Kerapatan akar yang tinggi terjadi pada daerah gawangan dimana daun-daun hasil tunasan ditumpuk dan mengalami dekomposisi

Kerapatan Akar Sawit


         Walaupun akar absorbs (feeding root)  kebanyakan ada di gawangan pemberian pupuk di piringan dapat dibenarkan untuk memudahkan pengontrolan dosis dan pelaksanaan pemupukan. Selain itu berdasarkan asumsi bahwa setiap 1 cm akar tersier(diameter 0,9 mm) mempunyai 2,75 akar kuarter maka setiap gram berat segar akar setara dengan panjang 520 cm atau sekitar 1500 cm berdasarkan 1 g berat kering . Jika berat kering akar tersier dan kuarter per pohon 4 kg maka panjang akar mencapai 60 km/pohon  pada kerapan tanam 143 pohon/ha. Sehingga pupuk yang diberikan pada piringan akan dierap oleh tanaman yang berada 1-2 pohon dari piringan tersebut..

Orasi ilmiah Prof.Dr.Ir. Erwin M.Harahap  IPB Bogor 1999 menyatakan bahwa tanaman kelapa sawit memenuhi syarat sebagai tanaman konservasi tanah dan air . Dikatakan bahwa kelapa sawit memiliki perakaran yang masif dan membentuk pori-pori didalam tanah yang berfungsi sebagai penyimpan bahan organik dan cadangan air. Semakin meningkat umur kelapa sawit semakin luas dan dalam perakaranya maka pori –pori tanah yang terbentuk semakin besar  sehingga bahan organik dan air tanah yang tersimpan juga semakin banyak. Pada sawit yang sudah dewasa perkaran > 5m dengan kedalaman > 5 m dari pangkal batang pohon sawit. Dengan demikian tanah dibawah setiap pohon kelapa sawit dipenuhi oleh pori-pori tanah baik secara vertikal maupun horizontal.

Akar kelapa sawit


Simulated distribution of roots under oil palms 11 years old, 9 m apart. Only primary and secondary roots are shown. (After Jourdan and Rey, 1996.)



 

2.      Batang

Batang kelapa sawit tegak dan hampir membulat seragam dapat mencapai tinggi 25 – 30 m. Batang merupakan bagian aksis tumbuhan yang menopang daun dan organ reproduktif, umumnya terletak di atas permukaan tanah.

Fungsi batang adalah:

Ø  Memberi dukungan pelepah dalam tajuk ,bunga dan buah

Ø  Tersusun atas sistem pembuluh untuk pengangkutan hara dan air dari akar ke atas dan hasil fotosintsis dari daun ke bawah

Ø  Menyimpan karbohidrat dan hara(terutama K)

                                

Berdasarkan pertumbuhan dan perkembangan kuncup, dibedakan menjadi 2 tipe;

Monocaulis

Monocaulis monocarpi, apabila kuncup ujung pada umur tertentu berubah menjadi pembungaan terminal sehingga otomatis pertumbuhan batang terhenti.

Contoh; pisang

Monocaulis polycarpi, apabila kuncup ujung tetap berfungsi, tetapi kuncup samping berubah menjadi pembungaan.

Contoh; Kelapa dan Aren

 

Batang diselimuti oleh pelepah daun  yang masih melekat setelah penunasan dan panensampai  kira-kira umur 11 -15 tahun.

Perkembangan batang kelapa sawit melalui 2 tahap yaitu

Ø  Fase pertama 0-3,5 tahun setelah tanam batang membesar membentuk pangkal batang diameter 0,4-0,6 m tetapi pertambahan tinggi kecil

Ø  Fase ke dua pertumbuhan batang cepat  mencapai 9,3-0,6 m/tahun sedangkan pada tanaman tua >15 tahun setelah tanam pertumbuhan berkurang menjadi 0,2-0,4 m/tahun. Diameter batang berkurang menjadi sekitar 0,4 m jika diukur pada ketinggian 1,5 m di atas permukaan tanah

Hal yang menarik dari sistem pembuluh tanaman kelapa sawit adalah  panjangnya umur sel-sel phloem(save tube). Sel-sel tersbut bertanggung jawab terhadap pergerakan asimilat  ke bawah.Pada spesies dikotil mengalami penebalan sekunder ,sel-sel phloem berganti setiap tahun atau dapat bertahan sampai 5-10 tahun. Sedangkan spesies monokotil(palem-paleman tidak memiliki pertumbuhan sekunder,sel-sel phloem bertahan sepanjang umur tanaman tersebut. Bekas potongan pelepah batang sering ditumbuhi paku-pakuan dan kelapa sawit yang tumbuh liar karena tidak jatuh ke bawah sehingga harus dibersihkan  untuk memudahkan panen dan menjaga batang tetap terawat dan bersih. Gulma tersbut dapat tumbuh karena diketiak daun banyak bahan organik yang berasal bunga jantan yangn rontok

Kandungan unsur hara batang kelapa sawit pada berbagai umur

 

Kandungan Unsur Hara dalam batang sawit

3. Daun

Daun merupakan para-pinnate dengan pinnae(anak daun) tersusun dalam 2 atau lebih bidang yang ada pada setiap sisi rachis. Pada setiap ketiak daun terdapat satu primordia bunga,tidak semua primordia bunga pada ketiak bunga akan berkembang. Secara proporsional beberapa bunga sebelum penyerbukan(anthesis) . Bunga jantan dan betina mempunyai siklus dimana jumlahnya beragam dari waktu kewaktu. Setelah penerbukan bunga betina berkembang menjadi tandan buah.. Daging buah serta intinya menghasilkan minyak

 

Daun kelapa sawit terdiri dari beberapa bagian:

Ø  Kumpulan anak daun Leaflets) yang mempunyai helaian(lamina) dan tulang anak daun(midrib)

Ø  Rachis merupakan tempat anak daun melekat

Ø  Tangkai daun(petole) yang merupakan bagian antara daun dan  tulang daun

Ø  Seludang daun(sheath) yang berfungsi sebagai pelindung dari kuncup dan memberi kekuatan pada batang

 

Daun dihasilkan dalam urutan yang teratur. Daun muda yang mengembang secara konvensional dikatan daun nomor satu sedangkan daun yang masih terbungkus seludang atau belum mekar dinamakan daun nomor nol. Daun yang berumur sama mempunyai umudemikian fisiologi yang sama. Dengan daun-daun tersebut pasti berada pada fase yang sama dalam proses inisiasi sampai snescence. Perkembangan dan penuaan daun kelapa sawit secara individual terjadi dalam arah basipetal dari atas ke bawah

 

Luas daun meningkat secara progresif pada umur sekitar 8-10 tahun setelah tanam.Luas daun dipengauhi oleh:

Ø  Tingkat kesuburan tanah

Ø  Kelembaban tanah

Ø  Defisit air

Aplikasi pupuk N dan K ternyata mampu meningkatkan luas daun. Meningkatnya luas daun dengan bertambahnya umur disebabkan oleh bertambahnya   anak daun dan rata-rata ukurannya

Produksi daun juga dipengaruhi oleh musim. Selama musim kering proses membukanya daun tertunda tetapi tetap tumbuh

Luas Daun Ke 17 pada beberapa umur tanaman

Luas daun sawit berdasarkan umur tanaman

 Sumber:Gray 1969

Total jumlah daun daun dalam perkebunan kela sawit sangat tergantung pada metode panen dan tunasan(pruning). Intensitas cahaya  sampai kekanopi tanaman juga sangat berpengaruh pada jumlah daun kelapa sawit. Pada kerapatan tanam yang tinggi dimana intensitas cahaya kurang ,umur daun sangat berkurang. Pada kerapatan tanam yang normal 140-150pohon/ha dengan tanpa penunasan daun senescence umumnya mulai pada daun ke 48-50,namun pada kerapatan tanam tinggi dapat terjadi pada dun ke 35

4.      Bunga dan Buah Kelapa Sawit

a)      Bunga

Kelapa sawit termasuk tanaman berumah satu(monoecious) artinya bunga jantan dan betina terletak pada satu pohon,tetapi tidak pada tandan yang sama. Walaupun demikian kadang-kadang dijumpai bunga jantan dan betina pada satu tandan(hermaprodit)

Berumah satu (monoecus), apabila dalam satu individu memiliki bunga jantan dan betina walaupun posisinya terpisah. Contoh: Jagung (Zea mays)

Berumah dua (dioecus), apabila dalam satu individu terdapat bunga jantan saja ataupun bunga betina saja. Contoh: Salak (Zallaca edulis)

Bunga muncul pada setiap ketiak daun, setiap ketiak daun hanya dapat menghasilkan   satu infloresen(bunga majemuk). Biassanya beberapa inflorensen gugur pada fase-fase awal perkembangannya sehingga pada individu tanaman terlihat beberapa ketiak daun tidak menghasilkan inflorensen.

Perkembangan infloren dari proses inisiasi awal sampai membentuk inflorensen lengkap pada ketiak daun memerlukan waktu 2,5 – 3 tahun. Inflorensen akan muncul dari ketiak daun beberapa saat menjelang anthesis(penyerbukan).

Pada tanaman muda umur (2-4 tahun) anthesis biasanya terjadi  pada inflorensen  di ketiak daun nomor 20,ssedangkan pada tanaman tua (>12 tahun) terjadi pada daun yang lebih muda yaitu pada inflorensen pada ketiak daun nomor 15.Oleh karena itu produksi tandan mempunyai hubungan erat dengan laju produksi daun yang selanjutnya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan hara.Bunga dapat rontok pada cekaman lingkungan dan hasil yang besar diperolah dengan sex ratio yang besar dan tingkat kerontokan yang rendah. Sex ratio  yaitu perbandingan bunga betina dengan jumlah semua bunga(bunga betina,bunga jantan dan bunga hermaprodit). Dengan demikian potensi hasil ditentukan oleh laju produksi daun,sex ratio dan banyaknya bunga yang rontok

Bunga kelapa sawit merupakan bunga majemuk yang terdiri dari kumpulan spikelet dan tersusun dalam inflorensen yang berbentuk spiral. Bunga jantan maupun bunga betina memiliki tangkai bunga(peduncle /rachis) yang merupakan  struktur pendukung spikelet

Pangkal rachis muncul sepasang daun pelindung/seludang(spathes) yang membungkus inflorensen sampai saat menjelang anthesis.Dari rachis terbentuk struktur triangular bract yang kemudian membentuk tangkai-tangkai bunga(spikelet).Inflorensen dibedakan berdasarkan morfologi spikelet yaitu jantan dan betina walaupun kenyataannya inflorensen betina juga menhasilkan bunga jantan dan inflorensen jantan mempunyai bunga betina pada bagian dasar spikelet. Kadang-kadang terjadi gynoecium(organ betina)tdapat berkembeng bersama-sama androecium(organ jantan) pada spikelet yang sama. Hal ini biasanya terjadi pada tanaman muda

Struktur Pembungaan
Bunga Betina dan Tandan bunga Betina

a. Tandan bunga betina terbungkus oleh seludang bunga, yang akan pecah pada 15 – 30 hari sebelum receptive. Satu tandan  bunga betina memiliki 100 – 200 spikelet dan setiap spikeletnya memiliki 15 – 20 kuntum bunga betina. Bunga betina yang kecil inilah yang nantinya akan diserbuki tepung sari dari  bunga jantan.

b. Receptive bunga ditandai dengan adanya bunga yang mekar pada spikelet. Kepala putik berwarna krem, sesudah merekah memiliki cairan putih kekuningan, sedikit berbau wangi adas. Dalam kondisi seperti inilah, bunga betina siap menerima kedatangan tepung sari untuk proses pembuahan. Kenyataannya tidak semua bunga betina mengalami pembuahan yang sempurna, terutama bunga-bunga yang letaknya pada pangkal spikelet bagian dalam.

c. Pada tandan tanaman dewasa, dapat diperoleh 600 – 2000 butir buah, tergantung besarnya tandan. Setiap pokok tanaman muda dapat menghasilkan 15 – 25 tandan pertahun, sedangkan pada tanaman dewasa sampai tua sekitar 12 tandan pertahun.

d. Bunga betina ini tidak serentak receptivenya, satu tandan memerlukan waktu 3 – 5 hari bahkan lebih. Sementara bunga jantan terdapat pada tandan yang terpisah dan tentu saja tidak bersamaan anthesisnya, maka sebagian terbesar tanaman akan diserbuki secara silang (antar pohon). Secara alami penyerbukan dilakukan oleh angin dan serangga.

e. Seludang bunga betina bentuknya relatif bundar dibandingkan bunga jantan yang lonjong. Panjang tandan bunga betina bisa mencapai 30 cm, bahkan lebih panjang dengan spikelet yang bervariasi.

Bunga Betina Kelapa Sawit




      Dari setiap ketiak pelepah akan keluar tandan bunga jantan atau betina.

      Bunga mulai berbunga pada umur ± 14 - 18 bulan

      Pada mulanya yang keluar adalah bunga jantan kemudian secara bertahap akan muncul bunga betina.

      Terkadang akan muncul bunga banci yaitu : bunga jantan dan betina ada pada satu rangkaian.

      Sex ratio yaitu : perbandingan bunga betina dengan keseluruhan bunga (bunga jantan dan bunga betina).

 

Bunga Jantan dan Tandan Bunga Jantan

a.       Tandan bunga jantan mempunyai tangkai yang lebih panjang dibandingkan tandan bunga betina, bentuknya lonjong memanjang. Tandan bunga juga terbungkus dalam seludang yang akan pecah menjelang anthesis, seperti halnya bunga betina.

b.      Tiap tandan bunga mempunyai 100 – 250 spikelet dengan panjang spikelet antara 10 – 20 cm dan berdiameter antara 1 – 1,5 cm. Tiap spikelet berisi 500 – 1500 kuntum bunga kecil yang akan menghasilkan tepung sari sampai jutaan jumlahnya, dengan berat antara 40 – 60 gram. Bunga jantan yang sedang anthesis berbau adas sangat semerbak.

c.       Satu tandan bunga jantan, akan mekar dalam waktu 2 – 4 hari. Sementara tepung sari akan mati dalam waktu 2 – 3 hari setelah anthesis. Bunga-bunga mekar mulai dari bagian bawah spikelet.

d.      Pada tanaman muda jumlah bunga jantan perpokok, lebih sedikit dibandingkan dengan bunga betinanya. Perbandingan ini akan berobah sesuai dengan bertambahnya umur tanaman.

Bunga Jantan Kelapa Sawit


Kelapa sawit berumah satu tetapi karena mekarnya bunga betina dengan bunga jantan tidak bersamaan maka kelapa sawit menerbuk secara silang dengan bantuan angin, manusia(assted polination);  dan serangga Elaedobius kamerunicus   yang didatangkan dari Afrika tahun 1981. Serangga ini sangat aktif dan populasinya sangat cepat sehingga sangat mempengaruhi produktifitas kelapa sawit

Serangga penyerbuk yang sudah lama ada di Indonesia adalah Thrips Hawaiensis tingkat keberhasilannya sekitar 50-90% dianggap kurang efektif

B.Buah kelapa Sawit

            Buah kelapa sawit merupakan buah batu(drupa) dengan satu biji yang dibungkus oleh  pulp segar mempunyai bemtuk dari  bulat sampai oval atau lonjong. Panjang buah  2-7 cm terdiri atas: sebuah eksocarp tipis atau kulit, daging mesocarp berminyak, sebuah endocarp keras atau cangkang, dan endosperm atau kernel.  Endocarp dan kernel merupakan benih. Minyak berapa di mesocarp dan kernel tetapi minyak kelapa sawit diperoleh dari mesocarp, yang berisi sekitar 11-21% bahan berserat.

Buah tunggal atau berondolan mengandung sekitar 40% minyak dibandingkan dengan minyak tandan, yang berisi sekitar 25% minyak. Dengan demikian, berondolan yang jatuh harus diambil pada saat panen merupakan aspek manajemen lapangan dan warna penampilan luar buah sangat bervariasi, terutama pada pematangan.  Warna yang paling umum adalah ungu hingga hitam di puncak dan tidak berwarna di dasar sebelum matang.  Jenis buah digambarkan sebagai nigrescens. Saat matang, warna bervariasi dari oranye hingga merah, hal ini diduga karena perubahan karoten. Jenis yang relatif jarang adalah hijau sebelum pemasakan dan disebut virescens. Pada pematangan berubah menjadi oranye terang kemerahan. Buah tanpa karoten di mesocarp ini disebut sebagai albescens, dan sangat jarang

Buah terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut :

1.  Epicarp       :  kulit buah licin dan keras

2.  Mesokarp   :  daging buah yang terdiri dari susunan serabut (fibre) dan mengandung

                          minyak.

3.  Endocarp    :  cangkang/kulit biji berupa tempurung berwarna hitam keras.

4.  Endosperm :  Kernel/inti, daging biji berwarna putih mengandung minyak.

5.  Embryo      :  Lembaga

Biji sawit terdiri dari shell (endocarp) dan kernel

Biji Kelapa Sawit


Biji sawit terdiri dari shell (endocarp) dan kernel. Pada shell terdapat serat-serat yang menempel dengan arah memanjang.  Di dalam biji terdapat 3 germpore.  Jumlah gerkpore yang berfungsi tergantung kepada jumlah kernel yang berkembang.  Dalam setiap germpore terdapat tutup berupa serat, yang menempel di bagian dalam permukaan shell.

      Embrio biji kelapa sawit dan cotyledone tidak akan terangkat ke atas sebagai bagian tanaman hijau, yang akan berfungsi untuk fotosintesa.  Sebagai gantinya, ujung cotyledone membesar membentuk haustorium, yang akan berfungsi untuk menunjang pertumbuhan tanaman muda sampai berminggu-minggu setelah berkecambah.

      Bentuk embryo lurus, dengan panjang ± 3 mm.  Ujung embryo dan germpore dipisahkan oleh lapisan operculum.  Lapisan ini terdiri dari lapisan endosperm yang tipis dan menyatukan pangkal serat membentuk tutup germpore terdorong keluar secara bersama dari biji.

      Bagian embryo yang keluar dari cotyledone membentuk sebuah tonjolan disebut Petiola.  Ke arah atas petiola membentuk plumula dan ke bawah membentuk radikula.  Plumula dan radikula tumbuh dalam bentuk silindris.  Haustorium tetap berada di dalam biji.  Karena akar dan batang belum berfungsi, persediaan makanan masih tetap diambil dari daging biji.  Jika lembaga (kecambah) ini terputus dari daging biji kecambah akan menjadi layu dan mati.  Sewaktu memindahkan kecambah ke dalam bibitan (pre nursery) kecambah ini tidak boleh putus dari bijinya.

      Struktur internal buah menunjukkan variasi dan ketebalan cangkang  yang paling penting.  Buah dapat memiliki ketebalan cangkang hingga 8 mm.  Bentuk buah internal sangat dipengaruhi secara genetik (Hardon, 1955; Hartley, 1988).  Tandan buah dapat memiliki sekitar 1.500 buah dengan rasio tandan buah 60-70%.  Biasanya buah matang pada tandan ke-30 hingga ke-32, dan beratnya bervariasi dari beberapa kilogram hingga sepuluh kg pada tanaman muda dan 10-30 kg tanaman dewasa (8-10 tst).  Tandan buah berisi outer fruits (buah-buah terluar) yang lebih berwarna, dan buah-buahan dasar yang kurang berpigmen dan mengalami tekanan.

    Terdapat juga buah partenokarpi yang mengalami perkembangan namun pembuahan tidak terjadi.  Jenis kelapa sawit Macrocarya (dura kelapa sawit dengan cangkang tebal (6-8 mm) yang ditemukan di Kongo dan Afrika Barat), berbeda ketebalannya dengan Deli Dura yang sebagian besar telah dibudidayakan.

Umumnya yang ditanam adalah varietas nigrescen, dengan warna buah ungu kehitaman saat mentah.

Buah akan matang 5-6 bulan setelah penyerbukan dan warnanya berubah menjadi orange, berat tandan dan ukuran buah bervariasi tergantung umur tanaman, kesuburan tanah dan pemeliharaan 

 

Berdasarkan warna kulit buahnya kelapa sawit dibagi menjadi menjadi 3  tipe buah, yaitu sebagai berikut

1. Nigrescens

Buah nigrescens berwarna ungu sampai hitam pada waktu muda dan berubah menjadi jingga kehitam-hitaman pada waktu matang.

Nigrescens


2.Virescens

Pada waktu muda, buah virescens berwarna hijau dan ketika matang warnanya berubah menjadi jingga kemerahan, tetapi ujungnya tetap kehijau-hijauan.

Virescens


3.Albescens

Pada waktu muda, buah albescens berwarna keputih-putihan, sedangkan setelah matang berubah menjadi kekuning-kuningan dan ujungnya berwarna ungu kehitam-hitaman.

 

Albescens


Post a Comment for "Botani dan Morfologi Kelapa Sawit"