Botani dan Morfologi Kelapa Sawit
Kelapa sawit merupakan palma yang mempunyai batang
bulat tidak bercabang. Pertama kali diperkenalkan oleh Eannes pada tahun 1443
yang ditugaskan oleh Hendry sang kapten untuk mengelilingi semenanjung Bodjar
dan Pantai barat Afrika .Jenis yang bernilai ekonomi dinamai Elaeis
guineensis oleh Jacquin pada tahun
1763 berdasarkan kajian yang dilaksanakan pada kelapa sawit yang diintroduksi
dari Afrika Barat ke Pulau Martinique di Hindia Barat.Kelapa sawit merupakan
tanaman monokotil dengan jumlah kromosom n=16 atau 2n = 8A+ 24.Ciri-cirinya tanaman monokotil adalah
• tidak memiliki kambium,
• berakar serabut,
• tidak bercabang
• biji berkeping satu
Dalam dunia botani semua tumbuhan diklasifikasikan
untuk memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah
Metode pemberian nama ilmiah (Latin) ini dikembangkan
oleh Carolus Linnaeus.Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut.
Divisi : Embryophyta siphonagama
Sub Divisi : Pteropsida
Kelas :
Angiospermae
Sub kelas :
Monocotyledoneae
Ordo :
Cocoideae
Family : Palmae (Aracaceae)
Sub Family : Cocodeae
Genus : Elaeis
Species : 1. Elaeis guineensis Jacq.
2. Elaeis
oleifera
3. Elaeis odora
Menurut Hanry (1945), Elaeis berasal dari kata elaion,
artinya minyak dalam bahasa Yunani, guineensis dari kata Guinea nama negara di
pantai barat Afrika dan Jacq dari kata Jacquin nama botanist Amerika.
Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia
oleh pemerintahkolonial Belanda pada tahun 1848 sebanyak 4 pohon. Kemudian oleh
Yosph Hoker ditanam 700 bibit di Labuhan Deli Sumatera utara. 10 tahun kemudian ditebang diganti dengan
tanaman kelapa. Sesudah tahun 1911
K.Schadt (Jerman) dan Adrien Hallet(Belgia) mulai memelopori budidaya
tanaman kelapa sawit. K.Schadt
mendirikan kebun kelapa sawit di Tanah Ulu(Deli) sedangkan Hallet di Pulau Raja(Asahan) dan Sungai Liput (AceH). Pada
tahun 1938 di Sumateradiperkirakan sudah ada 90.000 ha perkebunan kelapa sawit.
SIKLUS HIDUP:
3 Fase Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman
- Fase muda (juvenile phase)
- Fase dewasa (adult phase)
- Fase embrio (embryo phase)
Vegetatif:
Akar, Batang dan daun
Generatif: Buah, Bunga dan Biji
1. Akar (Radix)
Merupakan
bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah, dengan arah tumbuh ke
pusat bumi (geotrop) atau menuju ke sumber air (hidrotrop).
1. Sifat
Akar
·
Badan akar tidak
memiliki buku (nodes) dan ruas (internodes)
·
Warna akar tidak
hijau, melainkan putih sampai kekuningan
·
Pertumbuhan
ujung akar lebih lambat dibanding bagian batang
·
Ujung akar
berbentuk runcing sehingga mudah menembus tanah
2. Fungsi
·
Untuk menunjang
struktur batang diatas tanah
·
Menyerap air dan
unsur hara dari dalam tanah
·
Sebagai salah
satu alat respirasi
Perkembangan dan sebaran akar kelapa sawit dipengaruhi
oleh tidakan kultur teknis dan perbedaan kesuburan tanah. Sistem perakaran dan
distribusinya di dalam tanah merupakan faktor penting yang mempengaruhi
efisiensi penggunaan pupuk di perkebunan kelapa sawit. Penyerapan air dan unsur
hara terjadi pada permukaan ujung akar primer,sekunder dan tersier yang belum
terlignifikasi,dan seluruh permukaan akar kuarter.
Sitem perakaran kelapa sawit merupakan akar serabut
.Berdasarkan diameternya dibedakan menjadi 4:
• Akar primer berdiameter 6-10 mm merupakan akar
adventif keluar dari batang(bonggol) beberapa diataranya tumbuh horizontal dan
ke arah bawah mendukung berdiri tegaknya tanaman. Akar primer bercabang
membentuk akar sekunder
Akar kelapa sawit |
• Akar sekunder berdiameter 2 – 4 mm bencabang membentuk
akar tersier. Tumbuh horizontal dan vertikal keatas mengarah ke permukaan tanah
• Akar tersier berdiameter 0,7 – 1,2 mm, panjang ≤ 15 cm
yag keluar dari akar sekunder.
• Akar kuartener
yang tidak terlignifikasi berdiameter 0,1 – 0,3 mm, panjang ≤ 3 cm yang
keluar dari akar tersier
Pada umur 5 tahun permukaan absobsi akar tersier dan
kuarter 5 kali lebih besar dari pada akar primer dan sekunder. 23 % dari
permukaan akar merupakaan akar absobsi. Sebagian besar dari akar absorsi(83,7%)
terdiri dari akar tersier(28,9%) dan akar kuarterner(54,8%). Kurang dari 10%
merupakan Zona absorbsi akar primer dan sekunder.
Pertumbuhan dan percabangan akar dapat terangsang bila
konsentrasi hara dalam tanah terutama N dan
P cukup banyak.
Kerapatan akar yang tinggi terjadi pada daerah
gawangan dimana daun-daun hasil tunasan ditumpuk dan mengalami dekomposisi
Orasi ilmiah Prof.Dr.Ir. Erwin M.Harahap IPB Bogor 1999 menyatakan bahwa tanaman
kelapa sawit memenuhi syarat sebagai tanaman konservasi tanah dan air .
Dikatakan bahwa kelapa sawit memiliki perakaran yang masif dan membentuk
pori-pori didalam tanah yang berfungsi sebagai penyimpan bahan organik dan
cadangan air. Semakin meningkat umur kelapa sawit semakin luas dan dalam
perakaranya maka pori –pori tanah yang terbentuk semakin besar sehingga bahan organik dan air tanah yang
tersimpan juga semakin banyak. Pada sawit yang sudah dewasa perkaran > 5m
dengan kedalaman > 5 m dari pangkal batang pohon sawit. Dengan demikian
tanah dibawah setiap pohon kelapa sawit dipenuhi oleh pori-pori tanah baik
secara vertikal maupun horizontal.
Simulated
distribution of roots under oil palms 11 years old, 9 m apart. Only primary and
secondary roots are shown. (After Jourdan and Rey, 1996.)
2. Batang
Batang kelapa
sawit tegak dan hampir membulat seragam dapat mencapai tinggi 25 – 30 m.
Batang merupakan bagian aksis tumbuhan yang menopang
daun dan organ reproduktif, umumnya terletak di atas permukaan tanah.
Fungsi batang adalah:
Ø Memberi dukungan pelepah dalam tajuk ,bunga dan buah
Ø Tersusun atas sistem pembuluh untuk pengangkutan hara
dan air dari akar ke atas dan hasil fotosintsis dari daun ke bawah
Ø Menyimpan karbohidrat dan hara(terutama K)
Berdasarkan pertumbuhan dan perkembangan kuncup,
dibedakan menjadi 2 tipe;
Monocaulis
Monocaulis monocarpi, apabila kuncup ujung pada umur tertentu berubah menjadi pembungaan
terminal sehingga otomatis pertumbuhan batang terhenti.
Contoh; pisang
Monocaulis polycarpi, apabila kuncup ujung tetap berfungsi, tetapi kuncup
samping berubah menjadi pembungaan.
Contoh; Kelapa dan Aren
Batang diselimuti oleh pelepah daun yang masih melekat setelah penunasan dan
panensampai kira-kira umur 11 -15 tahun.
Perkembangan batang kelapa sawit melalui 2 tahap yaitu
Ø Fase pertama 0-3,5 tahun setelah tanam batang membesar
membentuk pangkal batang diameter 0,4-0,6 m tetapi pertambahan tinggi kecil
Ø Fase ke dua pertumbuhan batang cepat mencapai 9,3-0,6 m/tahun sedangkan pada
tanaman tua >15 tahun setelah tanam pertumbuhan berkurang menjadi 0,2-0,4
m/tahun. Diameter batang berkurang menjadi sekitar 0,4 m jika diukur pada
ketinggian 1,5 m di atas permukaan tanah
Hal yang menarik dari sistem pembuluh tanaman kelapa
sawit adalah panjangnya umur sel-sel
phloem(save tube). Sel-sel tersbut bertanggung jawab terhadap pergerakan asimilat ke bawah.Pada spesies dikotil mengalami
penebalan sekunder ,sel-sel phloem berganti setiap tahun atau dapat bertahan
sampai 5-10 tahun. Sedangkan spesies monokotil(palem-paleman tidak memiliki
pertumbuhan sekunder,sel-sel phloem bertahan sepanjang umur tanaman tersebut.
Bekas potongan pelepah batang sering ditumbuhi paku-pakuan dan kelapa sawit
yang tumbuh liar karena tidak jatuh ke bawah sehingga harus dibersihkan untuk memudahkan panen dan menjaga batang
tetap terawat dan bersih. Gulma tersbut dapat tumbuh karena diketiak daun
banyak bahan organik yang berasal bunga jantan yangn rontok
Kandungan unsur hara batang kelapa sawit pada berbagai umur
3. Daun
Daun merupakan para-pinnate dengan pinnae(anak daun)
tersusun dalam 2 atau lebih bidang yang ada pada setiap sisi rachis. Pada
setiap ketiak daun terdapat satu primordia bunga,tidak semua primordia bunga
pada ketiak bunga akan berkembang. Secara proporsional beberapa bunga sebelum
penyerbukan(anthesis) . Bunga jantan dan betina mempunyai siklus dimana
jumlahnya beragam dari waktu kewaktu. Setelah penerbukan bunga betina
berkembang menjadi tandan buah.. Daging buah serta intinya menghasilkan minyak
Daun kelapa sawit terdiri dari beberapa bagian:
Ø Kumpulan anak daun Leaflets) yang mempunyai helaian(lamina)
dan tulang anak daun(midrib)
Ø Rachis merupakan tempat anak daun melekat
Ø Tangkai daun(petole) yang merupakan bagian antara daun
dan tulang daun
Ø Seludang daun(sheath) yang berfungsi sebagai pelindung
dari kuncup dan memberi kekuatan pada batang
Daun dihasilkan dalam urutan yang teratur. Daun muda
yang mengembang secara konvensional dikatan daun nomor satu sedangkan daun yang
masih terbungkus seludang atau belum mekar dinamakan daun nomor nol. Daun yang
berumur sama mempunyai umudemikian fisiologi yang sama. Dengan daun-daun
tersebut pasti berada pada fase yang sama dalam proses inisiasi sampai
snescence. Perkembangan dan penuaan daun kelapa sawit secara individual terjadi
dalam arah basipetal dari atas ke bawah
Luas daun meningkat secara progresif pada umur sekitar
8-10 tahun setelah tanam.Luas daun dipengauhi oleh:
Ø Tingkat kesuburan tanah
Ø Kelembaban tanah
Ø Defisit air
Aplikasi pupuk N dan K ternyata mampu meningkatkan
luas daun. Meningkatnya luas daun dengan bertambahnya umur disebabkan oleh bertambahnya anak daun dan rata-rata ukurannya
Produksi daun juga dipengaruhi oleh musim. Selama musim kering proses membukanya daun tertunda tetapi tetap tumbuh
Luas Daun Ke 17 pada beberapa umur tanaman
Total jumlah daun daun dalam perkebunan kela sawit sangat tergantung pada metode panen dan tunasan(pruning). Intensitas cahaya sampai kekanopi tanaman juga sangat berpengaruh pada jumlah daun kelapa sawit. Pada kerapatan tanam yang tinggi dimana intensitas cahaya kurang ,umur daun sangat berkurang. Pada kerapatan tanam yang normal 140-150pohon/ha dengan tanpa penunasan daun senescence umumnya mulai pada daun ke 48-50,namun pada kerapatan tanam tinggi dapat terjadi pada dun ke 35
4.
Bunga
dan Buah Kelapa Sawit
a) Bunga
Kelapa sawit
termasuk tanaman berumah satu(monoecious) artinya bunga jantan dan
betina terletak pada satu pohon,tetapi tidak pada tandan yang sama. Walaupun
demikian kadang-kadang dijumpai bunga jantan dan betina pada satu tandan(hermaprodit)
Berumah satu
(monoecus), apabila dalam satu individu memiliki bunga jantan dan betina
walaupun posisinya terpisah. Contoh: Jagung (Zea mays)
Berumah dua
(dioecus), apabila dalam satu individu terdapat bunga jantan saja ataupun bunga
betina saja. Contoh: Salak (Zallaca edulis)
Bunga
muncul pada setiap ketiak daun, setiap ketiak daun hanya dapat
menghasilkan satu infloresen(bunga
majemuk). Biassanya beberapa inflorensen gugur pada fase-fase awal
perkembangannya sehingga pada individu tanaman terlihat beberapa ketiak daun
tidak menghasilkan inflorensen.
Perkembangan
infloren dari proses inisiasi awal sampai membentuk inflorensen lengkap pada
ketiak daun memerlukan waktu 2,5 – 3 tahun.
Inflorensen akan muncul dari ketiak daun beberapa saat
menjelang anthesis(penyerbukan).
Pada
tanaman muda umur (2-4 tahun) anthesis biasanya terjadi pada inflorensen di ketiak daun nomor 20,ssedangkan pada
tanaman tua (>12 tahun) terjadi pada daun yang lebih muda yaitu pada
inflorensen pada ketiak daun nomor 15.Oleh karena itu produksi tandan mempunyai
hubungan erat dengan laju produksi daun yang selanjutnya dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan dan hara.Bunga dapat rontok pada cekaman lingkungan dan
hasil yang besar diperolah dengan sex ratio yang besar dan tingkat kerontokan
yang rendah. Sex ratio yaitu
perbandingan bunga betina dengan jumlah semua bunga(bunga betina,bunga jantan
dan bunga hermaprodit). Dengan demikian potensi hasil ditentukan oleh laju
produksi daun,sex ratio dan banyaknya bunga yang rontok
Bunga
kelapa sawit merupakan bunga majemuk yang terdiri dari kumpulan spikelet dan
tersusun dalam inflorensen yang berbentuk spiral. Bunga jantan maupun bunga
betina memiliki tangkai bunga(peduncle /rachis) yang merupakan struktur pendukung spikelet
Pangkal rachis muncul sepasang daun
pelindung/seludang(spathes) yang membungkus inflorensen sampai saat menjelang
anthesis.Dari rachis terbentuk struktur triangular bract yang kemudian
membentuk tangkai-tangkai bunga(spikelet).Inflorensen dibedakan berdasarkan
morfologi spikelet yaitu jantan dan betina walaupun kenyataannya inflorensen
betina juga menhasilkan bunga jantan dan inflorensen jantan mempunyai bunga
betina pada bagian dasar spikelet. Kadang-kadang terjadi gynoecium(organ
betina)tdapat berkembeng bersama-sama androecium(organ jantan) pada spikelet
yang sama. Hal ini biasanya terjadi pada tanaman muda
Struktur Pembungaan
Bunga Betina dan Tandan
bunga Betina
a. Tandan bunga betina terbungkus oleh seludang bunga,
yang akan pecah pada 15 – 30 hari sebelum receptive. Satu tandan bunga
betina memiliki 100 – 200 spikelet dan setiap spikeletnya memiliki 15 – 20
kuntum bunga betina. Bunga betina yang kecil inilah yang nantinya akan
diserbuki tepung sari dari bunga jantan.
b. Receptive bunga ditandai dengan adanya bunga yang mekar
pada spikelet. Kepala putik berwarna krem, sesudah merekah memiliki cairan
putih kekuningan, sedikit berbau wangi adas. Dalam kondisi seperti inilah,
bunga betina siap menerima kedatangan tepung sari untuk proses pembuahan.
Kenyataannya tidak semua bunga betina mengalami pembuahan yang sempurna,
terutama bunga-bunga yang letaknya pada pangkal spikelet bagian dalam.
c. Pada tandan tanaman dewasa, dapat diperoleh 600 –
2000 butir buah, tergantung besarnya tandan. Setiap pokok tanaman muda dapat
menghasilkan 15 – 25 tandan pertahun, sedangkan pada tanaman dewasa sampai tua
sekitar 12 tandan pertahun.
d. Bunga betina ini tidak serentak receptivenya, satu
tandan memerlukan waktu 3 – 5 hari bahkan lebih. Sementara bunga jantan
terdapat pada tandan yang terpisah dan tentu saja tidak bersamaan anthesisnya,
maka sebagian terbesar tanaman akan diserbuki secara silang (antar pohon).
Secara alami penyerbukan dilakukan oleh angin dan serangga.
e. Seludang bunga betina bentuknya relatif bundar
dibandingkan bunga jantan yang lonjong. Panjang tandan bunga betina bisa
mencapai 30 cm, bahkan lebih panjang dengan spikelet yang bervariasi.
• Dari setiap ketiak pelepah akan keluar tandan bunga
jantan atau betina.
• Bunga mulai berbunga pada umur ± 14 - 18 bulan
• Pada mulanya yang keluar adalah bunga jantan kemudian
secara bertahap akan muncul bunga betina.
• Terkadang akan muncul bunga banci yaitu : bunga jantan
dan betina ada pada satu rangkaian.
• Sex ratio yaitu : perbandingan bunga betina dengan
keseluruhan bunga (bunga jantan dan bunga betina).
Bunga Jantan dan Tandan Bunga Jantan
a. Tandan bunga jantan mempunyai tangkai yang lebih
panjang dibandingkan tandan bunga betina, bentuknya lonjong memanjang. Tandan
bunga juga terbungkus dalam seludang yang akan pecah menjelang anthesis,
seperti halnya bunga betina.
b. Tiap tandan bunga mempunyai 100 – 250 spikelet dengan
panjang spikelet antara 10 – 20 cm dan berdiameter antara 1 – 1,5 cm. Tiap
spikelet berisi 500 – 1500 kuntum bunga kecil yang akan menghasilkan tepung
sari sampai jutaan jumlahnya, dengan berat antara 40 – 60 gram. Bunga jantan
yang sedang anthesis berbau adas sangat semerbak.
c. Satu tandan bunga jantan, akan mekar dalam waktu 2 – 4
hari. Sementara tepung sari akan mati dalam waktu 2 – 3 hari setelah anthesis. Bunga-bunga
mekar mulai dari bagian bawah spikelet.
d. Pada tanaman muda jumlah bunga jantan perpokok, lebih
sedikit dibandingkan dengan bunga betinanya. Perbandingan ini akan berobah
sesuai dengan bertambahnya umur tanaman.
Kelapa sawit berumah satu tetapi karena mekarnya bunga betina dengan bunga jantan tidak bersamaan maka kelapa sawit menerbuk secara silang dengan bantuan angin, manusia(assted polination); dan serangga Elaedobius kamerunicus yang didatangkan dari Afrika tahun 1981. Serangga ini sangat aktif dan populasinya sangat cepat sehingga sangat mempengaruhi produktifitas kelapa sawit
Serangga penyerbuk yang sudah lama ada di Indonesia
adalah Thrips Hawaiensis tingkat keberhasilannya sekitar 50-90% dianggap
kurang efektif
B.Buah kelapa Sawit
Buah
kelapa sawit merupakan buah batu(drupa) dengan satu biji yang dibungkus
oleh pulp segar mempunyai bemtuk
dari bulat sampai oval atau lonjong.
Panjang buah 2-7 cm terdiri atas: sebuah
eksocarp tipis atau kulit, daging mesocarp berminyak, sebuah endocarp keras
atau cangkang, dan endosperm atau kernel. Endocarp dan kernel merupakan
benih. Minyak berapa di mesocarp dan kernel tetapi minyak kelapa sawit
diperoleh dari mesocarp, yang berisi sekitar 11-21% bahan berserat.
Buah tunggal atau berondolan mengandung sekitar 40%
minyak dibandingkan dengan minyak tandan, yang berisi sekitar 25% minyak.
Dengan demikian, berondolan yang jatuh harus diambil pada saat panen merupakan
aspek manajemen lapangan dan warna penampilan luar buah sangat bervariasi,
terutama pada pematangan. Warna yang paling umum adalah ungu hingga hitam
di puncak dan tidak berwarna di dasar sebelum matang. Jenis buah
digambarkan sebagai nigrescens. Saat matang, warna bervariasi dari oranye
hingga merah, hal ini diduga karena perubahan karoten. Jenis yang relatif
jarang adalah hijau sebelum pemasakan dan disebut virescens. Pada pematangan
berubah menjadi oranye terang kemerahan. Buah tanpa karoten di mesocarp ini
disebut sebagai albescens, dan sangat jarang
Buah terdiri
dari bagian-bagian sebagai berikut :
1. Epicarp
: kulit buah licin dan keras
2. Mesokarp : daging buah yang
terdiri dari susunan serabut (fibre) dan mengandung
minyak.
3. Endocarp :
cangkang/kulit biji berupa tempurung berwarna hitam keras.
4. Endosperm : Kernel/inti, daging biji
berwarna putih mengandung minyak.
5. Embryo :
Lembaga
Biji sawit terdiri dari shell (endocarp) dan kernel
Biji sawit terdiri dari shell (endocarp) dan kernel.
Pada shell terdapat serat-serat yang menempel dengan arah memanjang. Di
dalam biji terdapat 3 germpore. Jumlah gerkpore yang berfungsi tergantung
kepada jumlah kernel yang berkembang. Dalam setiap germpore terdapat
tutup berupa serat, yang menempel di bagian dalam permukaan shell.
• Embrio biji kelapa sawit dan cotyledone tidak akan
terangkat ke atas sebagai bagian tanaman hijau, yang akan berfungsi untuk
fotosintesa. Sebagai gantinya, ujung cotyledone membesar membentuk
haustorium, yang akan berfungsi untuk menunjang pertumbuhan tanaman muda sampai
berminggu-minggu setelah berkecambah.
• Bentuk embryo lurus, dengan panjang ± 3 mm.
Ujung embryo dan germpore dipisahkan oleh lapisan operculum. Lapisan ini
terdiri dari lapisan endosperm yang tipis dan menyatukan pangkal serat
membentuk tutup germpore terdorong keluar secara bersama dari biji.
• Bagian embryo yang keluar dari cotyledone membentuk
sebuah tonjolan disebut Petiola. Ke arah atas petiola membentuk plumula
dan ke bawah membentuk radikula. Plumula dan radikula tumbuh dalam bentuk
silindris. Haustorium tetap berada di dalam biji. Karena akar dan
batang belum berfungsi, persediaan makanan masih tetap diambil dari daging
biji. Jika lembaga (kecambah) ini terputus dari daging biji kecambah akan
menjadi layu dan mati. Sewaktu memindahkan kecambah ke dalam bibitan (pre
nursery) kecambah ini tidak boleh putus dari bijinya.
• Struktur internal buah menunjukkan variasi dan ketebalan cangkang yang paling penting. Buah dapat memiliki ketebalan cangkang hingga 8 mm. Bentuk buah internal sangat dipengaruhi secara genetik (Hardon, 1955; Hartley, 1988). Tandan buah dapat memiliki sekitar 1.500 buah dengan rasio tandan buah 60-70%. Biasanya buah matang pada tandan ke-30 hingga ke-32, dan beratnya bervariasi dari beberapa kilogram hingga sepuluh kg pada tanaman muda dan 10-30 kg tanaman dewasa (8-10 tst). Tandan buah berisi outer fruits (buah-buah terluar) yang lebih berwarna, dan buah-buahan dasar yang kurang berpigmen dan mengalami tekanan.
Terdapat juga buah partenokarpi yang mengalami perkembangan namun pembuahan tidak terjadi. Jenis kelapa sawit Macrocarya (dura kelapa sawit dengan cangkang tebal (6-8 mm) yang ditemukan di Kongo dan Afrika Barat), berbeda ketebalannya dengan Deli Dura yang sebagian besar telah dibudidayakan.
Umumnya yang ditanam adalah varietas nigrescen, dengan
warna buah ungu kehitaman saat mentah.
Buah akan matang 5-6 bulan setelah penyerbukan dan
warnanya berubah menjadi orange, berat tandan dan ukuran buah bervariasi tergantung
umur tanaman, kesuburan tanah dan pemeliharaan
Berdasarkan warna kulit buahnya kelapa sawit dibagi menjadi menjadi 3 tipe buah, yaitu sebagai berikut
1. Nigrescens
Buah
nigrescens berwarna ungu sampai hitam pada waktu muda dan berubah menjadi jingga
kehitam-hitaman pada waktu matang.
2.Virescens
Pada
waktu muda, buah virescens berwarna hijau dan ketika matang warnanya berubah
menjadi jingga kemerahan, tetapi ujungnya tetap kehijau-hijauan.
3.Albescens
Pada
waktu muda, buah albescens berwarna keputih-putihan, sedangkan setelah matang
berubah menjadi kekuning-kuningan dan ujungnya berwarna ungu kehitam-hitaman.
Post a Comment for "Botani dan Morfologi Kelapa Sawit"