JENIS HAMA ULAT API PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

JENIS HAMA ULAT API DIPERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Setothosea asigna

Setothosea asigna (Lepidoptera: Limacodidae) merupakan salah satu jenis ulat api terpenting pada tanaman kelapa sawit di Indonesia (Sudharto, 2001). Jenis Ulat api ini merupakan salah satu hama yang dapat menyebabkan kerusakan berat serta sangat merugikan di Indonesia. siklus hidup ulat api

Telur 

Telur berwarna kuning kehijauan, berbentuk oval, sangat berukuran tipis dan transparan. Telur diletakkan berderet 3 – 4 baris sejajar pada permukaan daun bagian bawah, biasanya pada pelepah daun ke-6 dan ke-17. Satu tumpukan telur berisi sekitar 44 butir dan seekor ngengat betina mampu menghasilkan telur sebanyak 300 – 400 butir. Telur menetas 4 – 8 hari setelah diletakkan (Sudharto, 1991). 

Larva

Larva yang baru menetas, hidupnya secara berkelompok, memakan bagian permukaan bawah daun. Larva instar 2-3 memakan helaian daun mulai dari ujung ke arah bagian pangkal daun. Selama perkembangannya larva mengalami pergantian instar sebanyak 7-8 kali atau 8-9 kali dan mampu menghabiskan helaian daun seluas 400 cm . Larva berwarna hijau kekuningan dengan duri-duri yang kokoh di bagian punggung dan bercak bersambung sepanjang punggung, berwarna coklat sampai ungu keabu-abuan dan putih. Warna larva dapat berubah-ubah sesuai dengan instarnya, semakin tua umurnya akan menjadi semakin gelap. Larva instar terakhir (instar ke-9) berukuran panjang 36 mm dan lebar 14,5 mm, sedangkan apabila sampai instar ke-8 ukurannya sedikit lebih kecil. Menjelang berpupa, ulat menjatuhkan diri ke tanah. Stadia larva ini berlangsung selama 49-50,3 hari (Sudharto, 1991). Pupa berada di dalam kokon yang terbuat dari campuran air liur ulat dan tanah, berbentuk bulat telur dan berwarna coklat gelap, terdapat di bagian tanah yang relatif gembur di sekitar piringan atau pangkal batang kelapa sawit. Siklus hidup ulat api Pupa jantan dan betina masing-masing berlangsung selama ± 39,7 hari.
Dengan demikian perkembangan siklus hidup ulat api dari telur sampai menjadi ngengat berkisar antara 92,7 – 98 hari, tetapi pada keadaan kurang menguntungkan siklus hidup ulat api dapat mencapai 115 hari.


Lebar rentangan sayap serangga dewasa (ngengat) jantan dan betina masing-masing 41 mm dan 51 mm. Sayap depannya berwarna coklat kemerahan dengan garis transparan dan bintik-bintik gelap, sedangkan sayap belakang berwarna coklat muda (Sudharto, 1991). Siklus hidup ulat api masing-masing jenis ulat api berbeda. Setothosea asigna mempunyai siklus hidup 106-138 hari (Hartley, 1979). Siklus hidup ulat api tergantung pada lokasi dan lingkungan. baca juga gejala kerusakan serangan ulat api

Setora nitens 

Jenis ulat api setota nitens
Jenis ulat api setora nitens
sumber: foto Dimas Dinasty Pendawa

Jenis ulat api Setora nitens merupakan salah satu jenis ulat api pemakan daun kelapa sawit yang paling sering menimbulkan kerugian di perkebunan kelapa sawit. Setora nitens memiliki siklus hidup yang lebih pendek dari jenis ulat api S. asigna yaitu 42 hari (Hartley, 1979). Telur hampir sama dengan telur Setothosea asigna hanya saja peletakan telur antara satu sama lain tidak saling tindih. Telur menetas setelah 4-7 hari. Larva mula-mula berwarna hijau kekuningan kemudian hijau dan biasanya berubah menjadi kemerahan menjelang masa pupa. Larva ini dicirikan dengan adanya satu garis membujur di tengah punggung yang berwarna biru keunguan. Stadia larva dan pupa masing-masing berlangsung sekitar 50 hari dan 17-27 hari. Untuk S. nitens, selama perkembangannya, ulat berganti kulit 7-8 kali dan mampu menghabiskan helaian daun seluas 400 cm . S.nitens berpupa pada permukaan tanah (Susanto et al., 2006).

morfologi ulat api mula-mula berwarna hijau kekuningan kemudian hijau dan biasanya berubah menjadi kemerahan menjelang masa pupa. Larva ini dicirikan dengan adanya satu garis membujur di tengah punggung yang berwarna biru keunguan. Stadia ulat dan pupa masing-masing berlangsung sekitar 50 hari dan 17-27 hari. Untuk S. nitens, selama perkembangannya, ulat berganti kulit 7-8 kali dan mampu menghabiskan helaian daun seluas 400 cm . S. nitens berpupa pada permukaan tanah (Susanto et al., 2006).

Telurnya berbentuk pipih dan berwarna bening, lebarnya 3 mm, diletakkan pada permukaan bawah daun dalam 3-5 deretan, kadangkala mencapai 20 deret. Larva mula-mula berwarna hijau kekuningan kemudian hijau dan biasanya berubah menjadi kemerahan menjelang masa pupa. Panjangnya mencapai 40 mm, mempunyai 2 rumpun bulu kasar di kepala dan dua rumpun di bagian ekor. Perilaku ulat ini sama dengan ulat Setothosea asigna. Stadia ulat berlangsung sekitar 50 hari (Sudharto, 1991). Populasi kritis 5-10 ekor/pelepah

Pupa terletak di permukaan tanah sekitar piringan atau di bawah pangkal batang kelapa sawit. Stadia pupa berkisar antara 17-27 hari (Sudharto, 1991). pupanya bulat berdiameter 15 mm dan berwarna cokelat. Imago Setora nitens berupa ngengat. Ngengat jantan dengan lebar rentang sayap sekitar 35 mm dan betina sedikit lebih lebar. Ngengat berwarna cokelat kelabu dengan garis hitam pada tepi sayap depan, dengan panjang 20 mm pada betina, dan lebih pendek pada jantan . Ngengat aktif pada senja dan malam hari, sedangkan pada siang hari hinggap di pelepah-pelepah tua atau pada tumpukan daun yang telah dibuang dengan posisi terbalik (Sudharto, 1991).

Ulat api Darna trima 

Jenis Ulat api Darna trima mempunyai siklus hidup sekitar 60 hari (Hartley, 1979). Pada instar 2-3 larva memakan daun mulai dari ujung ke arah bagian pangkal daun. Jenis ulat api Darna trima, larva mengikis daging daun dari permukaan bawah dan menyisakan epidermis daun bagian atas, sehingga akhirnya daun yang terserang berat akan mati kering seperti bekas terbakar. Larva menyukai daun kelapa sawit tua, tetapi apabila daun-daun tua sudah habis larva juga memakan daun-daun muda. Ngengat aktif pada senja dan 
malam hari, sedangkan pada siang hari hinggap di pelepah-pelepah daun tua dengan posisi terbalik (kepala di bawah). Jenis ulat api Darna trima, di waktu siang hari, ngengat hinggap di daun-daun yang sudah kering dengan posisi kepala di bawah dan sepintas seperti ulat kantung. Darna trima hanya berpupa di ketiak daun atau pelepah daun. Pengetahuan mengenai biologi, morfologi ulat api dan perilaku sangat penting ketika akan menerapkan tindakan pengendalian hama sehingga efektif. Kokon dapat dijumpai menempel pada helaian daun, di ketiak pelepah daun atau di permukaan tanah sekitar pangkal batang dan piringan.

Ngengat berwarna coklat gelap dan lebar rentangan sayap sekitar 18 mm. Sayap depan berwarna coklat gelap dengan sebuah bintik kuning dan empat garis hitam. Sayap belakang berwarna abu-abu tua. Ngengat aktif pada malam hari (nokturnal), sedangkan pada siang hari hinggap di daun-daun yang sudah kering dengan posisi kepala di bawah dan sepintas seperti ulat kantung (Sudharto, 1991).

Telur bulat kecil, berukuran sekitar 1,4 mm, berwarna kuning kehijauan dan diletakkan secara individual di permukaan helai daun kelapa sawit, terutama permukaan sebelah bawah. Sepintas telur D. trima seperti tetesan minyak yang melekat di daun kelapa sawit dan sulit untuk dilihat. Seekor ngengat dapat meletakkan telur sebanyak 90 butir, tetapi pada waktu eksplosif dapat mencapai 300 butir. Telur menetas dalam waktu 3 – 5 hari (Sudharto, 1991).

Larva yang baru menetas berwarna putih kekuningan kemudian menjadi coklat muda dengan bercak-bercak jingga, dan berwarna coklat gelap pada bagian punggung apabila telah tua. Panjang larva 13-15 mm. Stadia larva berlangsung selama 26 – 33 hari, umumnya menyerang daun tua pada tanaman muda dan dewasa (Sudharto, 1991).Menjelang berkepompong larva membentuk kokon dari air liurnya dan berkepompong di dalam kokon tersebut. Kokon dapat dijumpai di pangkal helaian daun, di ketiak pelepah daun atau di permukaan tanah sekitar pangkal batang dan piringan. Kokon berwarna cokelat, ditutupi serat-serat halus mirip sutera, berbentuk oval dengan diameter 5-6 mm dan lebar 3 mm. Lama 
stadia kepompong sekitar 10 – 14 hari (Sudharto, 1991). Siklus hidup D. trima keseluruhan selama 2 bulan.
Referensi: EWS ulat api, ulat katung, dan ulat bulu PPKS

Post a Comment for "JENIS HAMA ULAT API PERKEBUNAN KELAPA SAWIT"