Hama Ulat Bulu Perkebunan Kelapa Sawit
Di perkebunan kelapa sawit, Jenis ulat bulu jarang terjadi ledakan hama dan cenderung hanya sebagai hama minor. Terjadinya outbreak biasanya dipengaruhi oleh suksesi hama (Baliadi & Bedjo, 2011) di perkebunan kelapa sawit. Pengendalian yang intensif terhadap ulat api maupun ulat kantung akan menyebabkan hama ulat bulu menjadi hama utama pengganti di kebun kelapa sawit.
Gejala dan Kerusakan Gejala serangan ulat bulu hampir seperti ulat api
yaitu pada gejala ringan berupa lubang-lubang gerekan ulat bulu. Apabila gejala
sudah sangat berat gejala akan berupa melidinya anak daun kelapa sawit.
Jenis ulat bulu dan siklus hidup ulat bulu
Dasychira inclusa
Ngengat jantan memiliki antena yang berbentuk seperti sisir.
Sayap depan berwarna coklat kelabu dengan bercak-bercak kekuningan, dan
rentangan sayap berkisar antara 30-35 mm. Ngengat betina memiliki antena
berbentuk seperti benang, sayap depan berwarna coklat gelap dengan bercak putih
kekuningan. Rentangan sayap berkisar antara 45-55 mm. Sayap belakang ngengat
jantan dan betina berwarna kelabu. Telur diletakkan pada bagian bawah daun
dalam kelompok yang terdiri dari ratusan butir. Telur menetas dalam waktu 8-9
hari. Larva berbulu panjang, berwarna coklat kemerahan. Larva aktif makan daun
kelapa sawit pada malam hari. Pada siang hari, larva berlindung di bagian bawah
daun atau bersembunyi pada pangkal pelepah daun atau dalam daun bibit kelapa
sawit yang belum terbuka sempurna. Stadia larva berlangsung selama 35-40 hari.
Larva berkepompong pada pangkal pelepah daun atau pada pangkal anak daun.
Kepompong berwarna coklat kehitaman, diselimuti oleh kokon berwarna coklat muda
yang terbuat dari bulu larva direkat dengan air liur. Kepompong akan menjadi
ngengat dalam waktu sekitar 8 hari.
Dasychira mendosa
Biologi dan perilaku jenis ulat bulu Dasychira mendosa adalah mirip sekali dengan jenis ulat bulu D. inclusa. Namun demikian, keduanya mempunyai warna bulu di bagian punggungnya yang berbeda. Bulu di bagian punggung ulat D. mendosa berwarna merah dan putih kekuningan. Larva berbulu warna kelabu, mempunyai ciri bulu panjang bagian samping menuju pada kepala. Pada bagian punggung terdapat empat rumpun bulu tebal warna kecoklatan. Sepanjang tubuh bagian samping terdapat bulu-bulu warna abu-abu (Kalshoven & Laan, 1981). Siklus hidup ulat bulu berlangsung 51 – 57 hari, dengan masa inkubasi stadia telur 9 hari, stadia larva berlangsung antara 35 – 40 hari, stadia pupa selama 7-8 hari.
Telur biasanyadiletakkan pada bagian bawah daun atau pelepah dalam kelompok terdiri dari ratusan butir. Pada stadia ulat biasanya makan pada malam hari dan pada siang hari istirahat di pangkal – pangkal pelepah atau bagian bawah daun. jenis Ulat bulu Dacychira termasuk golongan polifag. Stadia pupa berlangsung pada pangkal pelepah atau pada pangkal helaian daun yang diserangnya. Biasanya ulat muda hidup mengelompok (gregarius) makan bagian epidermis daun mulai dari ujung, setelah besar menyebar dan memakan seluruh helaian daun dengan memotong miring dari anak daun (Mariau et al., 1991). Musuh alami ulat antara lain parasit telur Telenomus spp (Scelionidae), jenis Apanteles spp. (Braconidae), predator keluarga Pentatomidae (Mariau et al., 1991), Reduviidae dan keluarga lalat Tachinidae Neasomyia rufella (Kalshoven, 1981).
Orgyia leucostigma Smith
Ulat berbulu warna
terang, kepala merah terang, bagian badan terdapat garis warna kuning atau
putih, dengan garis hitam dari bagian badan tengah ke belakang. Bagian punggung
terdapat empat rumpun bulu warna kuning coklat dan bila tersentuh kulit akan
gatal seperti jenis Dacychira (Medina & Barbosa, 2002). Siklus hidup ulat bulu ini sekitar 45 – 47 hari, dengan masa telur sekitar 5 – 7 hari, stadia larva
berlangsung sekitar 25 hari, stadia pupa berkisar 10 -12 hari. Telur biasanya
diletakkan mengelompok ditutupi busa hasil sekresi induknya jumlahnya sekitar
300.
Calliteara horsfieldii Saunders
Ulat berbulu warna kuning terang dan kadang beragam
tergantung dari instarnya. Memiliki 4 pasang bulu punggung yang panjang
berwarna kuning pucat, antara bulu punggung pertama dan kedua dibatasi garis
warna hitam yang merupakan ciri dari spesies ini. Terdapat juga bulu-bulu pada
bagian depan, belakang dan samping bawah. Panjang ulat bisa mencapai 50 mm pada
akhir pertumbuhannya (Mariau et al., 1991).
Siklus hidup ulat ini sekitar 45 hari, stadia inkubasi telur
selama 8 hari, stadia ulat berlangsung 28-30 hari dan stadia kepompong 9 hari.
Ulat aktif makan pada pagi hari dan senja hari, istirahat di pangkal pelepah
pada siang hari. Gejala serangan sama dengan serangan Dacychira dan Orgyia (
1991). Musuh alami ulat adalah lalat keluarga Tachinidae (Mariau et al., 1991).
Amathusia phidippus
Kupu mempunyai rentangan sayap sekitar 90 mm. Permukaan
bagian atas sayap biasanya berwarna coklat tua. Pada permukaan bagian bawah
sayap berwarna dasar coklat muda dengan pola garis-garis membujur berwarna
coklat tua dan putih, serta terdapat dua buah bulatan pada sayap belakang.
Telur menetas dalam waktu sekitar 8 hari. Larva hijau muda, dan dapat mencapai
panjang 90 mm pada akhir pertumbuhannya. Tubuh ditutupi oleh bulu-bulu halus,
pada bagian depan dan belakang tubuhnya masing-masing terdapat dua kumpulan
bulu yang berbentuk seperti tanduk. Stadia larva berlangsung dalam waktu
sekitar 40 hari. Kepompong berwarna hijau kekuningan, menggantung pada
permukaan bawah helaian daun kelapa sawit, dan berukuran antara 40-50 mm.
Kepompong akan menjadi kupu-kupu dalam waktu sekitar 12 hari.
Ambadra rafflesi
Ulat bulu ini sering dijumpai menyerang daun pada tanaman
dewasa. Larva berwarna kelabu muda dengan bagian punggung hijau keputihan,
panjangnya 50-60 mm, kulitnya halus tidak berbulu. Siklus keseluruhan
berlangsung 1 ½ bulan. Larva menyerang mulai dari ujung daun, dan daun bawah
terserang lebih berat dari pada daun atas. Populasi kritis 5-10 ekor/pelepah.
Pengendalian yang efektif adalah dengan dengan menyemprotkan insektisida.
Pseudoresia desmierdechenoni
Jenis ulat bulu ini belum diketahui secara detail siklus
hidupnya. Ulat bulu ini pernah menyerang kelapa sawit di daerah Labuhan Batu
Sumatera Utara. Kerugian yang ditimbulkan cukup besar karena gejala yang
ditimbulkan sampai hampir melidi.
Post a Comment for "Jenis Hama Ulat Bulu dan siklus hidup ulat bulu pada Kelapa Sawit"